Kalau kamu suka lagu-lagu yang bikin badan bergoyang kayak “Zombie” atau “Linger,” pasti nggak asing sama band yang bernama The Cranberries. Band asal Irlandia ini emang udah jadi legenda di dunia musik, dengan suara khas dan lirik yang dalem banget. Mereka punya perjalanan panjang yang penuh liku, dari awal cuma main di garasi sampe jadi ikon musik rock alternatif global.
Awal Mula: Dari The Cranberry Saw Us ke The Cranberries
Cerita The Cranberries dimulai di akhir 1980-an di kota kecil Limerick, Irlandia. Awalnya, tiga bersaudara—Noel Hogan (gitar), Mike Hogan (bass), sama Fergal Lawler (drum)—bikin band namanya The Cranberry Saw Us di 1989. Nama ini emang agak aneh, katanya sih terinspirasi dari saus cranberry yang sering ada di meja makan mereka.
Mereka cuma band lokal yang main di garasi, dan vokalis pertamanya, Niall Quinn, cuma bertahan setahun. Niall cabut di 1990, tapi dia ninggalin hadiah besar: perkenalin mereka sama Dolores O’Riordan, cewek berusia 18 tahun yang suaranya luar biasa.
Dolores dateng ke audisi mereka sambil bawa keyboard kecil, nyanyi beberapa lagu, dan langsung bikin Noel, Mike, sama Fergal takjub. Dolores nggak cuma nyanyi, dia juga bawa lirik-lirik orisinal, salah satunya “Linger,” yang akhirnya jadi hits pertama mereka.
Setelah Dolores gabung, mereka ganti nama jadi The Cranberries—lebih simpel dan catchy. Mereka mulai main di pub-pub kecil di Limerick, bikin demo, dan akhirnya dapet kontrak sama Island Records di 1991 setelah demo mereka, Nothing Left at All, laku ribuan kopi di Irlandia.
Personil The Cranberries
The Cranberries emang band yang kompak, nggak banyak drama kayak band lain. Dari awal sampe akhir, formasi mereka tetep sama. Ini dia personilnya:
- Dolores O’Riordan (vokal utama, gitar, keyboard) – Suara emasnya Dolores adalah jiwa The Cranberries. Dia juga penulis lirik utama, bikin lagu-lagu mereka penuh emosi dan makna.
- Noel Hogan (gitar utama, backing vokal) – Otak musik di balik banyak lagu, Noel bikin melodi-melodi yang bikin lagu mereka ikonik.
- Mike Hogan (bass) – Adiknya Noel, Mike bikin bassline yang solid, bantu kasih pondasi buat musik mereka.
- Fergal Lawler (drum) – Fergal bawa ritme yang bikin musik mereka punya energi, apalagi di lagu-lagu rock kayak “Zombie.”
Keempat orang ini solid banget, dan chemistry mereka bikin The Cranberries punya sound yang khas dan nggak bisa ditiru.
Album-Album The Cranberries
The Cranberries rilis lima album studio selama karir aktif mereka, plus dua album lagi setelah Dolores meninggal. Tiap album punya cerita sendiri, dan mereka selalu punya cara buat bikin fans jatuh cinta. Yuk, kita bahas satu-satu!
1. Everybody Else Is Doing It, So Why Can’t We? (1993)
Rilis: 1 Maret 1993
Genre: Alternative rock, dream pop, jangle pop
Vibe: Lembut, melankolis, tapi penuh harapan.
Ini album debut mereka, guys, dan langsung bikin dunia kenal sama The Cranberries. Direkam di Windmill Lane Studios di Dublin, album ini penuh lagu-lagu yang lembut tapi emosional. Single “Linger” sama “Dreams” jadi hits besar, terutama setelah MTV muter video mereka non-stop. “Linger” awalnya nggak terlalu ngehits di Irlandia, tapi pas masuk pasar Amerika, booom! Langsung meledak, masuk top 10 di Billboard Hot 100.
Tracklist:
“Linger” – Lagu cinta yang bikin hati bergetar, tentang cowok yang Dolores suka tapi malah ninggalin dia.
“Dreams” – Lagu dreamy yang penuh harapan, cocok buat soundtrack hidup.
“Sunday” – Lagu lembut yang nunjukin sisi melankolis mereka.
“I Still Do” – Balada yang bikin pengen peluk orang tersayang.
Album ini awalnya nggak laku di Inggris, cuma terjual 700 kopi di minggu pertama. Tapi setelah “Linger” ngehits di Amerika, album ini balik lagi ke chart dan akhirnya terjual lebih dari 6 juta kopi di seluruh dunia.
Album ini juga bikin The Cranberries tur bareng Suede sama Duran Duran.
2. No Need to Argue (1994)
Rilis: 3 Oktober 1994
Genre: Alternative rock, post-punk, Celtic rock
Vibe: Gelap, emosional, dan penuh statement.
Setelah sukses debut, The Cranberries naik level di album kedua, No Need to Argue. Album ini lebih gelap dan berani, dengan lirik yang ngebahas isu sosial kayak konflik di Irlandia Utara.
Single “Zombie” jadi lagu paling ikonik mereka, protes keras terhadap kekerasan yang terjadi di Irlandia. Suara Dolores di lagu ini bikin merinding, campuran antara lembut sama penuh amarah.
Tracklist:
“Zombie” – Anthem anti-kekerasan yang bikin dunia takjub, menang MTV Europe Music Award.
“Ode to My Family” – Lagu tentang kerinduan sama keluarga, penuh nostalgia.
“Ridiculous Thoughts” – Lagu rock yang underrated tapi asik banget.
“Yeats’ Grave” – Lagu yang terinspirasi dari penyair Irlandia, W.B. Yeats.
Album ini terjual lebih dari 17 juta kopi di seluruh dunia, jadi album terlaris mereka. “Zombie” ditulis Dolores setelah bom IRA di Warrington, Inggris, yang bunuh dua anak kecil, bikin lagu ini punya makna yang dalem banget.
3. To the Faithful Departed (1996)
Rilis: 30 April 1996
Genre: Alternative rock, grunge, pop-rock
Vibe: Intens, penuh energi, tapi agak kelam.
Album ketiga ini dirilis pas The Cranberries lagi di puncak popularitas, tapi juga di tengah tekanan besar. To the Faithful
Departed lebih agresif, dengan lirik yang ngebahas kematian, kecanduan, sama perang. Sayangnya, album ini dapet kritik karena dianggap terlalu serius dibandingkan album sebelumnya, dan bandnya sendiri capek banget gara-gara tur panjang.
Tracklist:
“Salvation” – Lagu cepet tentang bahaya narkoba, jadi single utama.
“When You’re Gone” – Balada manis yang bikin hati bergetar.
“Free to Decide” – Lagu tentang kebebasan yang penuh semangat.
“Hollywood” – Lagu rock yang nunjukin sisi edgy mereka.
Album ini terjual 6 juta kopi, tapi tur promosinya dibatalin di tengah jalan karena Dolores sakit sama stres. Ini jadi titik terendah mereka, tapi juga bukti kalau mereka manusia biasa.
4. Bury the Hatchet (1999)
Rilis: 19 April 1999
Genre: Alternative rock, pop-rock
Vibe: Lebih ringan, penuh cinta, dan optimis.
Setelah istirahat panjang, The Cranberries balik dengan Bury the Hatchet. Album ini lebih lembut dan penuh cinta, terinspirasi dari kehidupan pribadi Dolores yang baru jadi ibu.
Mereka juga udah lebih santai, nggak terlalu kejar popularitas. Single “Promises” sama “Animal Instinct” jadi hits, meski nggak sebesar “Zombie.”
Tracklist:
“Animal Instinct” – Lagu manis tentang insting keibuan Dolores.
“Promises” – Lagu rock tentang hubungan yang rumit.
“Just My Imagination” – Lagu pop yang ceria dan ringan.
“You and Me” – Balada romantis yang bikin hati hangat.
Album ini terjual 3 juta kopi, dan tur mereka di 1999-2000 rame banget. Dolores bilang ini album yang paling dia suka, karena dibikin dengan hati yang tenang.
5. Wake Up and Smell the Coffee (2001)
Rilis: 22 Oktober 2001
Genre: Alternative rock, pop-rock
Vibe: Nostalgis, santai, tapi tetap emosional.
Ini album terakhir mereka sebelum hiatus panjang. Wake Up and Smell the Coffee kayak nostalgia ke album pertama mereka, dengan sound yang lebih soft dan introspektif.
Mereka udah nggak terlalu peduli sama chart, fokus bikin musik yang jujur. Single “Analyse” sama “This Is the Day” dapet sambutan hangat, tapi album ini kurang ngehits dibandingkan yang sebelumnya.
Tracklist:
“Analyse” – Lagu upbeat yang penuh harapan.
“This Is the Day” – Lagu rock yang bikin semangat.
“Never Grow Old” – Balada kecil yang bikin pengen peluk orang tua.
“Time Is Ticking Out” – Lagu tentang lingkungan yang dalem banget.
Album ini terjual 1,5 juta kopi, dan setelah tur selesai di 2003, The Cranberries mutusin buat hiatus. Mereka bilang, “Kita butuh waktu buat keluarga sama proyek solo.”
6. Roses (2012)
Rilis: 27 Februari 2012
Genre: Alternative rock, dream pop
Vibe: Lembut, dewasa, dan penuh kedamaian.
Setelah hiatus hampir 10 tahun, The Cranberries reuni di 2009 dan rilis Roses di 2012. Album ini bikin fans nostalgia, karena sound-nya mirip album pertama mereka, tapi dengan sentuhan yang lebih dewasa.
Dolores bilang, “Ini album tentang healing.” Lagu-lagu di sini emang lembut dan penuh kedamaian, kayak nyanyi buat nyembuhin luka.
Tracklist:
“Tomorrow” – Lagu optimis yang bikin semangat.
“Raining in My Heart” – Balada melankolis yang manis.
“Show Me” – Lagu rock yang nunjukin mereka masih punya energi.
“Schizophrenic Playboy” – Lagu eksperimental yang agak gelap.
Album ini dapet review positif, meski cuma terjual 500 ribu kopi. Tur reuni mereka di 2010-2012 rame banget, bukti kalau fans masih setia.
7. Something Else (2017)
Rilis: 28 April 2017
Genre: Acoustic, alternative rock
Vibe: Nostalgis, intim, dan emosional.
Something Else adalah album akustik yang isinya lagu-lagu hits mereka dalam versi baru, plus tiga lagu orisinal.
Direkam bareng Irish Chamber Orchestra, album ini bikin lagu-lagu lama kayak “Zombie” sama “Linger” terasa lebih intim. Ini album terakhir yang mereka rilis bareng Dolores.
Tracklist:
“Linger” (versi akustik) – Lebih lembut dan bikin hati bergetar.
“Zombie” (versi akustik) – Tetep powerful meski akustik.
“Why” – Lagu baru yang dalem banget.
“Rupture” – Lagu baru tentang patah hati.
Album ini dirilis pas The Cranberries lagi siapin album baru, tapi semuanya berhenti setelah Dolores meninggal.
8. In the End (2019)
Rilis: 26 April 2019
Genre: Alternative rock, pop-rock
Vibe: Sedih, penuh penghormatan, tapi tetap indah.
In the End adalah album terakhir The Cranberries, dirilis setelah Dolores meninggal di 2018. Album ini dibikin pake demo vokal yang Dolores rekam sebelum meninggal, dan Noel, Mike, sama Fergal ngerjain sisanya sebagai penghormatan buat Dolores. Album ini penuh emosi, kayak perpisahan terakhir mereka.
Tracklist:
“All Over Now” – Lagu rock yang bittersweet.
“Wake Me When It’s Over” – Lagu tentang move on yang dalem.
“In the End” – Lagu penutup yang bikin nangis, kayak salam perpisahan dari Dolores.
“Got It” – Lagu upbeat yang nunjukin semangat Dolores.
Album ini dapet nominasi Grammy buat Best Rock Album di 2020, bukti kalau warisan The Cranberries tetep hidup.
Genre Musik The Cranberries: Campuran yang Bikin Unik
The Cranberries punya sound yang khas, campuran dari beberapa genre yang bikin mereka beda. Ini dia genre yang mereka usung:
Alternative rock: Ini inti mereka, kayak di “Zombie” sama “Salvation,” dengan gitar yang kuat dan lirik yang dalem.
Dream pop: Lagu-lagu kayak “Linger” sama “Dreams” punya vibe dreamy dengan melodi yang lembut.
Jangle pop: Awal-awal karir mereka, kayak di album pertama, punya nuansa gitar yang jangly dan ceria.
Post-punk: “Zombie” sama beberapa lagu di No Need to Argue punya elemen post-punk yang gelap.
Celtic rock: Sebagai band Irlandia, mereka sering masukin elemen musik tradisional Irlandia, apalagi di vokal Dolores yang punya gaya “keening” khas Irlandia.
Suara Dolores yang unik, campuran antara lembut, kuat, sama penuh emosi, bikin musik mereka nggak bisa ditiru. Lirik mereka juga selalu dalem, ngebahas cinta, kehilangan, perang, sampe isu sosial.
Warisan The Cranberries
Sayangnya, perjalanan The Cranberries harus berakhir tragis. Di 15 Januari 2018, Dolores O’Riordan meninggal dunia di London karena ov*rd*sis alk*h*l yang nggak disengaja. Dia ditemukan di kamar hotelnya pas lagi rekaman buat proyek baru. Kematian Dolores bikin dunia musik syok, dan Noel, Mike, sama Fergal bilang, “The Cranberries nggak bakal sama tanpa Dolores.”
Setelah Dolores meninggal, mereka rilis In the End di 2019 sebagai album terakhir, dan resmi bubar setelah itu. Tapi, warisan mereka tetep hidup. Lagu-lagu kayak “Zombie” sama “Linger” masih sering diputer di radio, dipake di film, sampe viral di TikTok. The Cranberries juga udah jual lebih dari 40 juta album di seluruh dunia, bikin mereka salah satu band Irlandia tersukses sepanjang masa.
The Cranberries, Band yang Abadi di Hati
Dari main di pub kecil di Limerick sampe jadi legenda musik dunia, perjalanan The Cranberries penuh inspirasi. Mereka buktiin kalau musik bisa jadi cara buat nyuarain perasaan, dari cinta sampe kemarahan terhadap ketidakadilan. Suara Dolores yang khas, lirik yang dalem, sama chemistry mereka bikin The Cranberries nggak bakal dilupain.
Jadi, lagu favorit kamu dari The Cranberries apa? “Zombie” yang bikin merinding, atau “Linger” yang bikin nostalgia? Share dong di kolom komentar, dan jangan lupa puter playlist mereka sambil baca artikel ini biar vibe-nya lebih dapet. Rest in peace, Dolores, dan terima kasih buat musik yang abadi! 🎸🌟