Kalau kamu suka musik yang bikin badan goyang tapi juga punya lirik yang dalam, pasti udah nggak asing sama Red Hot Chili Peppers, atau biasa disingkat RHCP. Band asal Los Angeles ini emang legenda hidup di dunia musik, dengan perpaduan funk, rock, dan energi gila yang bikin mereka beda dari yang lain.

Dari awal terbentuk di tahun 80-an sampai sekarang, perjalanan mereka penuh drama, eksperimen, dan karya epik. Yuk, kita bahas bareng perjalanan karier RHCP dari nol sampai akhir, semua album yang mereka rilis, dan genre musik yang mereka usung!

Awal Mula Perjalanan dari Los Angeles (1983)

RHCP terbentuk di tahun 1983 di Fairfax High School, Los Angeles. Awalnya, mereka cuma iseng-iseng bikin band buat bersenang-senang. Formasi awal mereka adalah Anthony Kiedis (vokalis), Flea (bassist), Hillel Slovak (gitaris), dan Jack Irons (drummer). Mereka awalnya manggil diri mereka “Tony Flow and the Miraculously Majestic Masters of Mayhem”—nama yang panjang banget dan aneh, ya!

Mereka pertama kali perform di sebuah klub di LA, dan gaya mereka langsung bikin orang takjub. Anthony rap dengan gaya funky, Flea main bass dengan energi liar, ditambah Hillel dan Jack yang bikin musik mereka jadi hidup.

Setelah perform pertama mereka sukses, mereka ganti nama jadi Red Hot Chili Peppers, terinspirasi dari vibe musik mereka yang “panas” dan pedas kayak cabe merah. Mereka teken kontrak sama EMI America, tapi pas mau rekam album pertama, Hillel dan Jack cabut buat fokus ke band lain mereka, What Is This?. Akhirnya, Anthony sama Flea rekrut Jack Sherman (gitaris) dan Cliff Martinez (drummer) buat gantiin sementara.

Album Pertama: The Red Hot Chili Peppers (1984)

Album debut mereka, The Red Hot Chili Peppers, dirilis di Agustus 1984. Album ini penuh dengan funk rock yang mentah, campuran bassline funky dari Flea dan rap Anthony yang unik. Lagu-lagu kayak “True Men Don’t Kill Coyotes” dan “Get Up and Jump” nunjukin energi mereka yang liar, tapi sayangnya album ini nggak terlalu sukses secara komersial.

Produksinya juga dianggap kurang oke, dan Anthony sama Flea nggak terlalu puas sama hasilnya. Genre musik mereka di sini pure funk rock dengan sentuhan punk rock—cepet, energik, dan sedikit gila.

Album Kedua: Freaky Styley (1985)

Setelah album pertama, Jack Sherman keluar karena konflik sama Anthony dan Flea, dan Hillel Slovak balik lagi ke band. Album kedua, Freaky Styley, dirilis di Agustus 1985, dan diproduseri oleh legenda funk, George Clinton dari Parliament-Funkadelic. Nah, di sini RHCP mulai nemu identitas mereka.

Musiknya lebih funky, dengan bassline Flea yang makin gila dan lirik Anthony yang penuh humor dan keberanian. Lagu “Hollywood (Africa)” jadi salah satu yang menonjol, cover dari lagu The Meters.

Meskipun album ini juga nggak terlalu sukses di chart, mereka mulai dapet penggemar setia di scene underground LA. Genre mereka masih funk rock, tapi udah mulai ada elemen funk metal yang bikin musik mereka makin unik.

Album Ketiga: The Uplift Mofo Party Plan (1987)

Di tahun 1986, Cliff Martinez keluar, dan Jack Irons balik lagi, bikin formasi klasik RHCP—Anthony, Flea, Hillel, dan Jack—kembali utuh. Album ketiga, The Uplift Mofo Party Plan, dirilis di September 1987, dan ini adalah album pertama yang bener-bener nunjukin kekuatan mereka sebagai band. Lagu-lagu kayak “Fight Like a Brave” dan “Me and My Friends” penuh energi punk-funk, dan album ini berhasil masuk Billboard 200 di posisi 148.

Tapi, di tengah kebangkitan mereka, tragedi datang. Hillel Slovak meninggal dunia pada Juni 1988 karena overdosis heroin. Kepergian Hillel bikin band ini hancur. Jack Irons, yang juga temen deket Hillel, memutuskan buat keluar karena nggak kuat sama kehilangan itu. RHCP sempet di ujung tanduk, tapi Anthony dan Flea memutuskan buat lanjut dengan rekrut John Frusciante (gitaris) dan Chad Smith (drummer).

Album Keempat: Mother’s Milk (1989)

Dengan formasi baru, RHCP rilis Mother’s Milk di Agustus 1989. Album ini jadi titik balik buat mereka. John Frusciante bawa vibe baru dengan permainan gitar yang lebih melodik, dan Chad Smith bikin ritme mereka makin solid.

Lagu-lagu kayak “Higher Ground” (cover dari Stevie Wonder) dan “Knock Me Down” jadi hits, dan album ini dapet sertifikasi emas. “Knock Me Down” sendiri adalah penghormatan buat Hillel, dengan lirik yang ngebahas perjuangan mereka melawan kecanduan.

Genre di album ini masih funk rock, tapi udah mulai ada elemen alternative rock yang bikin musik mereka lebih accessible buat pendengar yang lebih luas.

Album Kelima: Blood Sugar Sex Magik (1991)

Nah, ini dia album yang bikin RHCP jadi superstar dunia. Blood Sugar Sex Magik dirilis di September 1991, dan diproduseri oleh Rick Rubin. Album ini bener-bener fenomenal, dengan hits kayak “Give It Away”, “Under the Bridge”, “Suck My Kiss”, dan “Breaking the Girl”. “Under the Bridge” terutama, lagu ini jadi salah satu balada rock terbesar sepanjang masa, ngebahas perjuangan Anthony sama kecanduan dan kesepian.

Album ini terjual lebih dari 13 juta kopi di seluruh dunia dan bikin RHCP menang Grammy untuk Best Hard Rock Performance. Mereka juga jadi headliner di festival gede kayak Lollapalooza. Genre musik mereka di sini masih funk rock, tapi ada elemen alternative rock dan psychedelic rock yang bikin album ini kaya tekstur.

Sayangnya, kesuksesan ini juga bikin John Frusciante kewalahan. Dia keluar dari band di tengah tur pada 1992 karena nggak tahan sama tekanan jadi terkenal, dan diganti sama Dave Navarro.

Album Keenam: One Hot Minute (1995)

Dengan Dave Navarro sebagai gitaris, RHCP rilis One Hot Minute di September 1995. Album ini punya vibe yang lebih gelap dan eksperimental, dengan pengaruh psychedelic rock dan heavy metal yang lebih kuat. Lagu-lagu kayak “Aeroplane”, “My Friends”, dan “Warped” dapet sambutan oke, tapi album ini nggak sesukses Blood Sugar Sex Magik.

Banyak penggemar yang ngerasa musik mereka kehilangan “jiwa” funk yang khas. Dave Navarro keluar di 1998 karena perbedaan kreatif, dan di tahun yang sama, John Frusciante balik lagi ke band setelah sembuh dari kecanduan.

Album Ketujuh: Californication (1999)

John Frusciante balik, dan RHCP langsung bikin gebrakan dengan Californication di Juni 1999. Album ini bawa mereka balik ke puncak. Lagu-lagu kayak “Scar Tissue”, “Otherside”, dan “Californication” jadi hits besar, dan album ini terjual lebih dari 16 juta kopi di seluruh dunia. “Scar Tissue” menang Grammy untuk Best Rock Song, loh!

Musik mereka di sini lebih melodik, dengan alternative rock yang dominan tapi masih ada sentuhan funk. Album ini juga ngebahas tema-tema kayak cinta, kehilangan, dan perjalanan hidup, dengan lirik Anthony yang lebih dewasa.

Album Kedelapan: By the Way (2002)

Rilis di Juli 2002, By the Way nunjukin sisi RHCP yang lebih lembut. John Frusciante bawa banyak pengaruh pop rock dan psychedelic rock ke album ini, dan hasilnya adalah lagu-lagu kayak “By the Way”, “The Zephyr Song”, dan “Can’t Stop”. Album ini terjual lebih dari 8 juta kopi dan dapet pujian karena harmoni vokal dan permainan gitar John yang indah.

Genre di sini lebih ke alternative rock dengan sentuhan funk rock, tapi elemen funk-nya udah nggak sekuat dulu. Meskipun begitu, album ini tetep jadi favorit banyak penggemar.

Album Kesembilan: Stadium Arcadium (2006)

Stadium Arcadium dirilis di Mei 2006, dan ini adalah album ganda dengan 28 lagu—bener-bener megah! Album ini debut di posisi 1 di Billboard 200, dan lagu-lagu kayak “Dani California”, “Snow (Hey Oh)”, dan “Tell Me Baby” jadi hits. Album ini dapet lima Grammy, termasuk Best Rock Album.

Musik mereka di sini campuran alternative rock, funk rock, dan psychedelic rock, dengan permainan gitar John Frusciante yang bikin orang takjub. Album ini terjual lebih dari 7 juta kopi dan jadi salah satu karya terbaik mereka.
Tapi, setelah tur album ini, John Frusciante keluar lagi buat fokus ke proyek solo, dan diganti sama Josh Klinghoffer.

Album Kesepuluh: I’m With You (2011)

Dengan Josh Klinghoffer, RHCP rilis I’m With You di Agustus 2011. Album ini punya vibe yang lebih modern, dengan elemen funk rock yang balik lagi tapi dikemas lebih halus.

Lagu-lagu kayak “The Adventures of Rain Dance Maggie” dan “Monarchy of Roses” dapet sambutan oke, tapi album ini nggak sebesar album-album sebelumnya. Genre mereka di sini masih alternative rock dengan sentuhan funk rock dan pop rock.

Album Kesebelas: The Getaway (2016)

The Getaway dirilis di Juni 2016, dan diproduseri oleh Danger Mouse, yang bikin sound mereka jadi lebih modern. Lagu-lagu kayak “Dark Necessities” dan “Go Robot” nunjukin sisi RHCP yang lebih eksperimental, dengan elemen funk pop dan alternative rock. Album ini debut di posisi 2 di Billboard 200 dan dapet pujian karena liriknya yang lebih dewasa dan produksi yang rapi.

Album Kedua Belas: Unlimited Love (2022)

Kabar gembira datang di 2019: John Frusciante balik lagi ke RHCP! Josh Klinghoffer keluar, dan di April 2022, mereka rilis Unlimited Love. Album ini bawa vibe klasik RHCP, dengan lagu-lagu kayak “Black Summer” dan “Not the One”. Musik mereka di sini balik ke funk rock dan alternative rock, dengan permainan gitar John yang bikin penggemar nostalgia.

Album Ketiga Belas: Return of the Dream Canteen (2022)

Nggak lama setelah Unlimited Love, RHCP rilis Return of the Dream Canteen di Oktober 2022. Album ini juga penuh dengan funk rock dan alternative rock, dengan lagu-lagu kayak “Tippa My Tongue” dan “Eddie”. Mereka bilang album ini adalah kelanjutan dari sesi rekaman Unlimited Love, dan nunjukin betapa produktifnya mereka setelah John balik.

Warisan yang Nggak Akan Mati

Sampai April 2025, RHCP masih aktif dan tetep jadi salah satu band terbesar di dunia. Mereka udah jual lebih dari 120 juta album, menang 6 Grammy Awards, dan dapet bintang di Hollywood Walk of Fame pada 2022. Formasi mereka sekarang—Anthony Kiedis, Flea, Chad Smith, dan John Frusciante—masih solid, dan mereka terus tur dunia, bikin penggemar dari generasi lama sampe generasi baru ikut goyang.

Genre Musik yang Diusung

RHCP emang dikenal sebagai pionir funk rock, tapi mereka nggak cuma stuck di situ. Awalnya, mereka pure funk rock dengan sentuhan punk rock di album-album awal. Terus, mereka mulai eksplorasi alternative rock dan psychedelic rock di Blood Sugar Sex Magik dan Californication.

Di era 2000-an, mereka masukin elemen pop rock dan funk pop, terutama di By the Way dan The Getaway. Meskipun genre mereka berubah-ubah, DNA funk rock mereka tetep ada, ditambah energi liar yang bikin mereka beda.

Red Hot Chili Peppers adalah band yang nggak cuma bikin musik, tapi juga bikin sejarah. Dari aksi gila mereka di LA sampe jadi legenda dunia, perjalanan mereka penuh liku tapi selalu penuh semangat. Setiap album mereka punya cerita sendiri, dari The Red Hot Chili Peppers yang mentah sampe Return of the Dream Canteen yang dewasa.

Yang terkait :

Categorized in:

Tagged in: