Kalau kamu suka musik britpop atau jenis rock yang bikin kepala mangguk-mangguk, pasti nggak asing sama Oasis, band Britpop legendaris dari Manchester, Inggris. Mereka nggak cuma bikin lagu-lagu anthem kayak “Wonderwall” atau “Don’t Look Back in Anger”, tapi juga punya drama antar kakak-adik yang lebih seru dari sinetron!

Oasis adalah perpaduan sempurna antara musik keren, attitude rebel, dan konflik keluarga yang bikin kamu pengen tahu lebih banyak. Di artikel ini, kita bakal ngebahas perjalanan Oasis dari awal mereka ngumpul di gang Manchester sampe akhirnya bubar gara-gara… buah?

Plus, kita bakal rundown semua album mereka dengan detail yang bikin kamu ngerasa kayak ikut tur bareng band ini. Ditulis pake gaya anak muda yang santai, jadi siap-siap nostalgia, bro!

Awal Mula: Dari The Rain ke Oasis

Ceritanya dimulai di Manchester, 1991. Liam Gallagher, yang punya suara khas dan swagger ala rockstar, ngumpul bareng temen-temennya: Paul “Bonehead” Arthurs (gitar), Paul “Guigsy” McGuigan (bass), sama Tony McCarroll (drum).

Awalnya, mereka nyebut diri mereka The Rain, tapi jujur, nama ini kayak kurang greget. Mereka mainin lagu-lagu rock biasa, tapi semuanya berubah pas Liam ngajak kakaknya, Noel Gallagher, buat gabung.

Noel, yang waktu itu kerja sebagai roadie buat band Inspiral Carpets, bukan cuma nambah satu gitaris, tapi bawa otak musikal yang bikin Oasis beda. Dia bilang, “Gue gabung, tapi gue yang nulis lagu dan ngatur semuanya.” Deal!

Noel bawa tumpukan lagu yang udah dia ciptain, dan band ini ganti nama jadi Oasis, terinspirasi dari poster tur yang nampilin nama tempat “Oasis Leisure Centre” di Swindon. Keren, kan, sesimpel itu!

Oasis mulai manggung di klub-klub kecil di Manchester, kayak Boardwalk. Penampilan mereka mentah, berisik, tapi punya energi yang bikin orang pengen nonton lagi. Mei 1993, mereka dapet break besar pas main di King Tut’s Wah Wah Hut di Glasgow.

Mereka sebenarnya nggak diundang, tapi nekat nyelonong dan akhirnya bikin Alan McGee dari Creation Records jatuh cinta sama performa mereka. Boom! Kontrak rekaman ditandatangani, dan Oasis siap goyang dunia.

Album 1: Definitely Maybe (1994)

Rilis: 29 Agustus 1994
Vibe: Mentah, penuh mimpi, dan rock n’ roll banget!
Oasis debut lewat Definitely Maybe, dan bro, ini kayak bom atom di scene musik Inggris. Album ini direkam dengan budget pas-pasan, tapi hasilnya luar biasa.

Noel nulis lagu-lagu yang ngomongin mimpi besar dari anak-anak kelas pekerja, kayak “Rock ‘n’ Roll Star” yang bikin kamu ngerasa pengen jadi bintang dalam semalam. Lagu lain kayak “Live Forever” dan “Supersonic” langsung jadi anthem buat generasi 90-an.

Tracklist Hits:

  • “Rock ‘n’ Roll Star” – Lagu pembuka yang bikin kamu pengen nyanyi keras.
  • “Live Forever” – Balada penuh harapan yang bikin Oasis beda dari band grunge.
  • “Supersonic” – Lagu yang katanya Noel tulis dalam 30 menit!
  • Cigarettes & Alcohol” – Vibe hedonis yang ngegambarin gaya hidup mereka.

Fun Fact: Album ini jadi debut paling cepet laku di Inggris waktu itu, langsung nomor satu di UK Albums Chart. Tapi, drama mulai muncul. Pas tur di Amerika, Liam ngejek penonton dan mukulin Noel pake tamborin di panggung Los Angeles. Noel sampe cabut dari band (sementara), tapi akhirnya balik setelah dibujuk di Las Vegas. Klasik Oasis: drama, drama, drama!

Impact: Definitely Maybe ngeguncang Britpop, bikin Oasis jadi penutup baru melawan band kayak Blur. Mereka nggak cuma bikin musik, tapi juga attitude: “Kami bakal jadi band terbesar di dunia!”

Album 2: (What’s the Story) Morning Glory? (1995)

Rilis: 2 Oktober 1995
Vibe: Epik, emosional, dan bikin dunia jatuh cinta.
Kalau Definitely Maybe bikin Oasis terkenal, (What’s the Story) Morning Glory? bikin mereka legenda. Album ini direkam bareng drummer baru, Alan White, yang gantiin Tony McCarroll (katanya Noel nggak puas sama skill drum Tony). Noel nulis lagu-lagu yang lebih mateng, campuran antara balada menyentuh dan rock yang bikin orang pengen lompat-lompat.

Tracklist Hits:

  • “Wonderwall” – Siapa yang nggak tahu lagu ini? Bikin orang di seluruh dunia strum gitar!
  • “Don’t Look Back in Anger” – Noel nyanyi di sini, dan ini jadi salah satu anthem terbaik sepanjang masa.
  • “Some Might Say” – Single nomor satu pertama mereka di Inggris.
  • “Champagne Supernova” – Penutup epik yang bikin lo ngerasa melayang.

Fun Fact: Album ini laku lebih dari 22 juta kopi di seluruh dunia, bikin Morning Glory jadi salah satu album terlaris sepanjang masa. Di Inggris, ini album terlaris nomor lima sepanjang sejarah! Tapi, di balik kesuksesan, ada drama “Battle of Britpop” sama Blur. Oasis rilis “Roll With It” barengan Blur rilis “Country House” di hari yang sama. Blur menang di chart single, tapi Oasis menang di penjualan album. Skor 1-1, bro!

Impact: Morning Glory bikin Oasis go global. Mereka main dua malam di Knebworth 1996, ditonton 250.000 orang—konser terbesar dalam sejarah Inggris waktu itu. Tapi, kesuksesan ini juga bikin ego Liam dan Noel makin besar, dan pertengkaran mereka jadi makanan tabloid.

Album 3: Be Here Now (1997)

Rilis: 21 Agustus 1997
Vibe: Gede, bombastis, tapi agak berantakan.
Setelah Morning Glory, semua orang nungguin album ketiga Oasis. Be Here Now direkam di Abbey Road Studios dengan ekspektasi setinggi langit. Tapi, bro, ini kayak pesta yang kebanyakan minum—seru, tapi bikin pusing. Noel bilang dia lagi “high” pas nulis lagu-lagu ini, dan itu kelihatan dari produksi yang super berlebihan dan durasi lagu yang panjang-panjang.

Tracklist Hits:

  • “D’You Know What I Mean?” – Single nomor satu yang megah.
  • “Stand By Me” – Balada yang cukup catchy.
  • “All Around the World” – Lagu 9 menit yang ambisius banget.

Fun Fact: Be Here Now jadi album terlaris dalam seminggu di Inggris (696.000 kopi!), tapi setelah hype awal, banyak yang bilang album ini “bloated”. Kritikus bilang lagunya kebanyakan filler, dan Noel sendiri akhirnya setuju. “Harusnya dipotong jadi 8 lagu aja,” katanya belakangan.

Impact: Meski nggak sesukses Morning Glory, album ini tetep laku 10 juta kopi worldwide. Tapi, ini titik di mana Oasis mulai kehilangan momentum di Amerika, karena penjualan di sana cuma 152.000 kopi di minggu pertama—jauh di bawah ekspektasi. Drama band juga makin parah, dengan Liam sering bolos rekaman dan Noel yang mulai jengah.

Album 4: Standing on the Shoulder of Giants (2000)

Rilis: 28 Februari 2000
Vibe: Eksperimental, tapi nggak terlalu ngena.
Masuk tahun 2000, Oasis lagi di fase transisi. Bonehead dan Guigsy cabut dari band, tinggalin Liam, Noel, sama Alan White. Mereka rekrut Gem Archer (gitar) dan Andy Bell (bass) buat gantiin. Standing on the Shoulder of Giants coba bawa Oasis ke arah baru, dengan sound yang lebih psychedelic dan kurang “Britpop”.

Tracklist Hits:

  • “Go Let It Out” – Single nomor satu yang lumayan nge-rock.
  • “Who Feels Love?” – Eksperimen psychedelic yang agak aneh.
  • “Sunday Morning Call” – Balada yang dibenci Noel, tapi lumayan oke.

Fun Fact: Noel bilang dia nulis lagu-lagu ini pas lagi detox dari drugs, makanya vibe-nya lebih introspektif. Tapi, banyak fans yang ngerasa album ini kurang “Oasis banget”. Meski begitu, album ini tetep nomor satu di Inggris dan dapet sertifikasi double platinum.

Impact: Album ini nggak bikin gebrakan besar kayak sebelumnya, tapi tetep punya penggemar setia. Tur dunia mereka masih laku keras, dan Oasis coba buktiin mereka bisa survive tanpa dua anggota asli.

Album 5: Heathen Chemistry (2002)

Rilis: 1 Juli 2002
Vibe: Kembali ke akar rock, tapi masih trial-error.
Di Heathen Chemistry, Oasis coba balik ke sound rock yang lebih straight. Yang bikin beda, Noel nggak nulis semua lagu—Liam, Gem, dan Andy ikutan nyumbang. Hasilnya? Album yang lebih kolaboratif, tapi agak inkonsisten.

Tracklist Hits:

  • “The Hindu Times” – Rocker yang bikin kamu pengen headbang.
  • “Stop Crying Your Heart Out” – Balada emosional yang jadi favorit fans.
  • “Songbird” – Lagu cinta pendek dari Liam yang manis banget.

Fun Fact: Ini pertama kalinya Liam nulis lagu buat Oasis, dan “Songbird” bikin orang kaget karena ternyata dia bisa romantis! Album ini nomor satu di Inggris, tapi di Amerika cuma nyampe nomor 23 di Billboard 200.

Impact: Heathen Chemistry nggak bikin Oasis balik ke puncak, tapi lagu-lagu kayak “Stop Crying Your Heart Out” tetep dikenang. Band ini mulai terasa kayak “Oasis 2.0” dengan anggota baru yang lebih aktif.

Album 6: Don’t Believe the Truth (2005)

Rilis: 30 Mei 2005
Vibe: Comeback yang solid dan penuh semangat.
Setelah Heathen Chemistry, Oasis butuh sesuatu yang besar buat buktiin mereka masih relevan. Don’t Believe the Truth adalah jawabannya. Alan White cabut, diganti Zak Starkey (putra Ringo Starr!), dan band ini terasa lebih kompak. Lagu-lagunya lebih fokus, dan semua anggota ikut nulis.

Tracklist Hits:

  • “Lyla” – Single nomor satu yang bikin kamu pengen nyanyi bareng.
  • “The Importance of Being Idle” – Lagu Noel yang juga nomor satu.
  • “Let There Be Love” – Balada duet Liam-Noel yang bikin merinding.

Fun Fact: Album ini dipuji sebagai karya terbaik mereka sejak Morning Glory. Mereka menang dua penghargaan di Q Awards, termasuk Album Terbaik. Tur dunia mereka juga gila-gilaan, main di 26 negara dengan 113 show buat 3,2 juta penonton!

Impact: Don’t Believe the Truth bikin Oasis balik disegani. Meski nggak sebesar Morning Glory, album ini buktiin mereka masih punya nyawa buat ngerock dunia.

Album 7: Dig Out Your Soul (2008)

Rilis: 6 Oktober 2008
Vibe: Eksperimental, soulful, dan agak dark.
Dig Out Your Soul adalah album terakhir Oasis sebelum bubar. Zak Starkey diganti Chris Sharrock, dan band ini coba eksplorasi sound yang lebih berat dengan sentuhan soul dan psychedelic. Noel bilang dia pengen bikin album yang “nggak cuma nge-rock, tapi juga ngerasa dalam”.

Tracklist Hits:

  • “The Shock of the Lightning” – Single pembuka yang nendang.
  • “I’m Outta Time” – Lagu Liam yang penuh nostalgia.
  • “Falling Down” – Track Noel yang moody tapi catchy.

Fun Fact: Album ini nomor satu di Inggris (lagi!), tapi di Amerika cuma nyampe nomor 5. Noel bilang ini salah satu album favoritnya, karena lagu-lagunya lebih berani dari biasanya.

Impact: Dig Out Your Soul dapet review bagus, tapi nggak sebesar Morning Glory atau Don’t Believe. Sayangnya, ini jadi akhir perjalanan Oasis, karena drama Gallagher bersaudara udah nggak bisa ditahan lagi.

Akhir Perjalanan, Bubar Gara-Gara Buah?!

Agustus 2009, Oasis lagi tur buat promoin Dig Out Your Soul. Tapi, di festival Rock en Seine, Paris, Liam dan Noel berantem hebat di backstage. Konon, Liam ngelempar buah (ada yang bilang plum, ada yang bilang apel) ke Noel, dan Noel akhirnya bilang, “Gue nggak bisa kerja sama kamu lagi!” Noel keluar dari band, dan Oasis resmi bubar malam itu.

Fans shocked, tapi jujur, nggak terlalu kaget. Dari awal, Liam dan Noel udah kayak kucing sama anjing—saling cinta, tapi juga saling nyakar. Setelah bubar, Liam bikin band baru, Beady Eye, bareng Gem, Andy, dan Chris. Noel bikin Noel Gallagher’s High Flying Birds. Keduanya sukses, tapi fans tetep kangen Oasis.

Reuni 2025: Comeback yang Ditunggu-Tunggu!

Fast forward ke 2024, setelah 15 tahun berantem, Liam dan Noel akhirnya baikan (atau setidaknya sepakat buat duit bareng lagi). Mereka ngumumin Oasis Live ‘25 Tour, yang bakal manggung di Inggris dan Irlandia mulai Juli 2025. Kabarnya, tur ini bakal lanjutin ke benua lain, dan fans di seluruh dunia (termasuk Indonesia?) udah heboh banget. Noel bilang, “Ini bukan cuma reuni, tapi soal ngasih fans apa yang mereka mau.” Bikin merinding, bro!

List Album Oasis:

  1. Definitely Maybe (1994) – Debut legendaris, penuh mimpi anak muda.
  2. (What’s the Story) Morning Glory? (1995) – Puncak kesuksesan, bikin Oasis go global.
  3. Be Here Now (1997) – Ambisius, tapi agak overproduced.
  4. Standing on the Shoulder of Giants (2000) – Transisi yang agak goyah.
  5. Heathen Chemistry (2002) – Balik ke akar, tapi nggak terlalu nendang.
  6. Don’t Believe the Truth (2005) – Comeback yang solid.
  7. Dig Out Your Soul (2008) – Eksperimental dan underrated.

Selain album studio, mereka juga rilis kompilasi kayak The Masterplan (1998) (kumpulan B-sides yang kece banget) dan Time Flies… 1994-2009 (2010), plus album live dan video.

Oasis Tetep Legenda?

Oasis nggak cuma soal musik, bro. Mereka ngasih suara buat anak-anak kelas pekerja yang pengen bermimpi besar. Lagu-lagu Noel dan attitude Liam bikin mereka beda dari band lain di era Britpop. Meski drama Gallagher bersaudara sering bikin pusing, itu juga yang bikin Oasis punya cerita unik—nggak ada band lain yang bisa kayak mereka.

Dari gang Manchester sampe stadion raksasa, Oasis buktiin kalau kamu bisa jadi rockstar meski cuma anak biasa. Meski bubar di 2009, pengaruh mereka masih ada. Band-band kayak Arctic Monkeys atau The Killers pasti ngaku terinspirasi sama Oasis. Dan sekarang, dengan reuni di depan mata, kayaknya cerita Oasis belum selesai.

Dari Definitely Maybe yang bikin dunia kenal Oasis, sampe Dig Out Your Soul yang jadi penutup tragis, perjalanan Oasis adalah rollercoaster penuh lagu-lagu kece dan drama keluarga. Mereka nggak cuma bikin musik, tapi juga budaya—dari parka jacket sampe teriakan “mad for it!”. Sekarang, dengan tur 2025 yang udah bikin heboh, kamu siap nggak buat nyanyi “Wonderwall” bareng ribuan orang lagi?

Jadi, kamu tim Liam dengan suara nge-rock-nya, atau Noel dengan otak jenius di balik lagu-lagu Oasis? Share dong di kolom komentar, bro! Dan jangan lupa puter lagu Oasis sambil baca artikel ini biar lebih ngena. Stay mad for it!

Yang terkait :

Categorized in:

Tagged in:

, ,