Yo, bro-sis pecinta musik metal! Kali ini kita bakal ngebahas perjalanan karir salah satu band legendaris yang bikin genre heavy metal meledak di seluruh dunia: Metallica! Band ini bukan cuma soal musik keras, tapi juga tentang perjuangan, drama, dan dedikasi yang bikin mereka tetap eksis dari tahun 1981 sampai sekarang.

Yuk, kita ulik dari nol, mulai dari awal terbentuk, semua album yang mereka rilis, sampe personel-personel yang pernah gabung di Metallica. Siap-siap, ceritanya panjang dan seru abis!

Awal Mula Iseng Malah Jadi Besar

Metallica lahir di Los Angeles, California, tahun 1981, gara-gara niat iseng seorang drummer berdarah Denmark, Lars Ulrich. Waktu itu, Lars yang baru pindah ke LA buat latihan tenis (iyaa, dia awalnya petenis, bukan musisi!), malah kepincut sama musik rock. Dia suka banget sama band kaya Diamond Head, sampe rela terbang ke London cuma buat nonton mereka. Balik ke Amerika, Lars kepikiran buat bikin band. Dia pasang iklan di koran lokal, The Recycler, nyari temen yang sevisi buat bikin band metal. Nah, iklan ini ditanggepin sama James Hetfield, cowok yang bakal jadi vokalis sekaligus gitaris Metallica.

Awalnya, mereka berdua cuma jamming bareng. Formasi pertama Metallica waktu itu ada Lars Ulrich (drum), James Hetfield (vokal dan gitar), Lloyd Grant (gitar), sama Ron McGovney (bass). Mereka bikin lagu pertama berjudul “Hit the Lights” yang masuk ke album kompilasi Metal Massacre tahun 1981.

Tapi, formasi ini nggak bertahan lama. Lloyd sama Ron cabut, dan mereka diganti sama Dave Mustaine (gitar) dan Cliff Burton (bass). Sayangnya, Dave juga nggak lama di Metallica. Gara-gara sering berantem sama James, Dave dipecat tahun 1983 dan diganti sama Kirk Hammett, gitaris dari band Exodus. Dave? Dia lanjut bikin band Megadeth, yang juga jadi salah satu band gede di genre thrash metal.

Ngebangun Nama di Dunia Metal

Setelah formasi mulai solid dengan James, Lars, Kirk, dan Cliff, Metallica mulai serius garap musik. Tahun 1982, mereka rilis demo berjudul No Life ‘til Leather yang bikin nama mereka mulai dikenal di scene metal underground. Nah, album debut mereka, Kill ‘Em All, akhirnya keluar tahun 1983 lewat label Megaforce Records.

Album ini penuh sama lagu-lagu cepet dan agresif kaya “Seek and Destroy” sama “The Four Horsemen”. Walaupun awalnya nggak terlalu sukses secara komersial, album ini jadi fondasi Metallica sebagai salah satu band “Big Four” thrash metal bareng Megadeth, Slayer, dan Anthrax.

Tahun 1984, mereka lanjut rilis album kedua, Ride the Lightning. Album ini nunjukin sisi musik Metallica yang lebih mateng, apalagi sama lagu-lagu kaya “Fade to Black” yang agak slow dan emosional, plus “The Call of Ktulu” yang instrumental. Album ini berhasil bertahan 50 minggu di Billboard Top 200, bikin Metallica mulai dilirik lebih luas.

Puncaknya datang tahun 1986, pas mereka rilis Master of Puppets. Album ini sering disebut-sebut sebagai salah satu album metal terbaik sepanjang masa!

Lagu kaya “Master of Puppets” sama “Battery” jadi anthem buat anak metal sampe sekarang. Album ini juga jadi album pertama Metallica yang dapet platinum tanpa single atau video klip, dan bertahan 72 minggu di Billboard Top 40. Sayangnya, di tengah kesuksesan ini, tragedi datang.

Pas lagi tur di Swedia, 27 September 1986, bus mereka kecelakaan. Cliff Burton, bassist mereka, meninggal dunia di tempat. Kehilangan Cliff bikin Metallica shock berat, tapi mereka memutuskan buat lanjut berkarya.

Era Baru dengan Jason Newsted

Setelah kehilangan Cliff, Metallica cari bassist baru lewat audisi. Dari puluhan kandidat, Jason Newsted dari band Flotsam and Jetsam akhirnya kepilih buat gantiin Cliff. Formasi baru ini—James, Lars, Kirk, dan Jason—mulai kerja bareng dan rilis album …And Justice for All tahun 1988.

Album ini lebih kompleks musiknya, dengan lagu-lagu kaya “One” yang jadi single pertama mereka yang dapet video klip. Video “One” bahkan diputer terus-terusan di MTV, bikin Metallica makin dikenal luas.

Tahun 1991, Metallica bikin gebrakan besar lewat album self-titled yang lebih dikenal sebagai The Black Album. Album ini bener-bener bikin mereka meledak di mainstream! Lagu-lagu kaya “Enter Sandman”, “Nothing Else Matters”, dan “Sad but True” jadi hits gede.

The Black Album terjual jutaan kopi dan bikin Metallica jadi salah satu band terbesar di dunia. Tapi, sukses ini juga bikin mereka dikritik sama sebagian fans lama yang bilang Metallica “kehilangan akar thrash metal-nya”.

Eksperimen dan Kontroversi

Masuk era 90-an akhir, Metallica mulai eksperimental. Tahun 1996, mereka rilis Load, diikuti sama Reload tahun 1997. Dua album ini lebih ke arah hard rock, jauh dari thrash metal yang biasa mereka mainin. Fans lama banyak yang kecewa, apalagi pas liat James sama Kirk potong rambut pendek—sesuatu yang bikin anak metal waktu itu shock berat! Tapi, lagu-lagu kaya “Fuel” sama “Until It Sleeps” tetep dapet tempat di hati fans baru.

Tahun 1998, mereka rilis Garage Inc., album cover yang ngumpulin lagu-lagu dari band yang ngaruh ke Metallica, kaya Diamond Head sama Misfits. Album ini bikin fans nostalgia sama akar mereka. Nah, tahun 1999, Metallica bikin proyek unik bareng San Francisco Symphony Orchestra, yang hasilnya jadi album live S&M. Kolaborasi ini bikin musik mereka terdengar lebih megah, apalagi di lagu-lagu kaya “No Leaf Clover”.

Tapi, nggak semua berjalan mulus. Tahun 2000, Metallica bikin heboh pas mereka nuntut Napster, platform sharing musik yang bikin lagu-lagu mereka dibajak. Lars Ulrich jadi ujung tombak tuntutan ini, tapi malah bikin Metallica dicap “mata duit” sama sebagian fans.

Belum selesai sampe situ, tahun 2001, Jason Newsted memutuskan cabut dari Metallica gara-gara ngerasa kreativitasnya dibatesin. Metallica sempet bingung, sampe akhirnya mereka rekrut Robert Trujillo tahun 2003, bassist dari Suicidal Tendencies yang akhirnya jadi personel tetap sampe sekarang.

Era Modern Metallica

Setelah drama Jason cabut, Metallica rilis St. Anger tahun 2003. Album ini kontroversial banget! Banyak fans yang nggak suka sama sound-nya yang mentah, apalagi drum Lars yang kedengeran kaya kaleng. Tapi, album ini juga nunjukin sisi emosional Metallica, terutama pas James masuk rehab buat atasin kecanduan alkoholnya. Proses rekaman St. Anger bahkan didokumentasikan di film Some Kind of Monster (2004), yang nunjukin sisi manusiawi dari band ini.

Tahun 2008, Metallica balik ke akar thrash metal mereka lewat album Death Magnetic. Album ini dipuji habis-habisan karena bikin fans lama nostalgia sama sound era 80-an. Lagu kaya “The Day That Never Comes” sama “All Nightmare Long” jadi bukti Metallica masih bisa ngegasss! Mereka lanjut eksperimen tahun 2011 dengan kolaborasi bareng Lou Reed di album Lulu.

Sayangnya, album ini nggak begitu disukai fans, banyak yang bilang terlalu “aneh”. Di tahun yang sama, mereka juga rilis EP Beyond Magnetic, yang berisi lagu-lagu sisa dari sesi rekaman Death Magnetic.

Metallica nggak berhenti di situ. Tahun 2016, mereka rilis Hardwired… to Self-Destruct, album yang lagi-lagi bikin fans thrash metal seneng. Lagu kaya “Hardwired” sama “Moth Into Flame” nunjukin Metallica masih punya energi buat ngerock di usia yang udah nggak muda lagi.

Terakhir, tahun 2023, mereka rilis 72 Seasons, album yang menurut Lars adalah “album paling keras” yang pernah mereka rekam. Album ini ngomongin soal perjalanan hidup manusia di 72 musim pertama (18 tahun), dengan lagu-lagu kaya “Lux Æterna” yang bikin fans metal headbang bareng.

Personel Metallica yang Pernah Gabung

Metallica udah gonta-ganti personel, tapi intinya tetap James sama Lars sebagai otak di balik band ini. Ini daftar personel yang pernah gabung:

  • James Hetfield (vokal, gitar): Pendiri dan frontman, suaranya yang garang dan lirik-liriknya yang dalam bikin Metallica punya identitas kuat.
  • Lars Ulrich (drum): Pendiri sekaligus drummer, meskipun skill drum-nya sering didebatin, Lars adalah otak bisnis Metallica.
  • Kirk Hammett (gitar): Gitaris utama sejak 1983, solo-solo gitarnya bikin lagu Metallica makin epik.
  • Robert Trujillo (bass): Bassist sejak 2003, bawa energi baru ke Metallica.Mantan Personel:
  • Lloyd Grant (gitar, 1981): Cuma sebentar, bantu rekam “Hit the Lights”.
  • Ron McGovney (bass, 1981-1982): Bassist pertama, cabut sebelum Kill ‘Em All.
  • Dave Mustaine (gitar, 1981-1983): Dipecat, lanjut bikin Megadeth.
  • Cliff Burton (bass, 1982-1986): Bassist legendaris, meninggal tragis tahun 1986.
  • Jason Newsted (bass, 1986-2001): Gantiin Cliff, cabut karena kreativitasnya dibatesin.

Ikon Metal Abadi

Sampai tahun 2025 ini, Metallica masih aktif! Mereka udah rilis 11 album studio, 2 album live, 2 EP, sampe puluhan single dan video musik. Mereka juga menang 9 Grammy Awards dan jadi salah satu band dengan pendapatan tertinggi di dunia lewat tur sama penjualan album.

Metallica bukan cuma band, mereka adalah simbol perjuangan dan semangat buat anak metal di seluruh dunia. Merch mereka, terutama kaos sama logo Metallica, sering dipake bahkan sama orang yang nggak tau musik mereka—itu nunjukin seberapa gede pengaruh mereka di budaya pop.

Album Metallica Dari Awal

1. Kill ‘Em All (1983)
Album debut mereka, penuh lagu thrash metal agresif kayak “Seek and Destroy” sama “The Four Horsemen”. Ini yang bikin Metallica dikenal di scene underground.

2. Ride the Lightning (1984)
Album kedua, mulai nunjukin sisi mateng mereka. Ada lagu slow kayak “Fade to Black” sama instrumental “The Call of Ktulu”. Sukses banget, masuk chart Billboard lama.

3. Master of Puppets (1986)
Banyak yang bilang ini album metal terbaik sepanjang masa! “Master of Puppets” sama “Battery” jadi anthem metalhead sampe sekarang. Sayangnya, ini juga album terakhir bareng Cliff Burton.

4. And Justice for All (1988)
Album pertama bareng Jason Newsted. Lagu “One” bikin mereka meledak di MTV. Musiknya lebih kompleks, tapi sound bass-nya agak tenggelam.

5. Metallica (1991)
Dikenal sebagai The Black Album, ini yang bikin mereka go mainstream. “Enter Sandman” sama “Nothing Else Matters” jadi hits gede. Album ini terjual jutaan kopi!

6. Load (1996)
Mulai eksperimental, lebih ke hard rock. Banyak fans lama kecewa, apalagi James sama Kirk potong rambut pendek. Tapi lagu kayak “Until It Sleeps” tetep kece.

7. Reload (1997)
Lanjutan dari Load, isinya lagu-lagu yang nggak masuk album sebelumnya. “Fuel” sama “The Memory Remains” jadi lagu andalan di sini.

8. Garage Inc. (1998)
Album cover dari lagu-lagu yang ngaruh ke Metallica, kayak dari Diamond Head sama Misfits. Bikin fans nostalgia sama akar metal mereka.

9. S&M (1999)
Album live bareng San Francisco Symphony Orchestra. Lagu-lagu kayak “No Leaf Clover” jadi lebih megah dengan aransemen orkestra.

10. St. Anger (2003)
Album kontroversial, sound-nya mentah banget. Drum Lars kedengeran kaya kaleng, tapi lagu kayak “Frantic” nunjukin sisi emosional mereka pas James abis rehab.

11. Death Magnetic (2008)
Balik ke akar thrash metal! “The Day That Never Comes” sama “All Nightmare Long” bikin fans lama seneng banget. Album ini dipuji habis-habisan.

12. Lulu (2011)
Kolaborasi bareng Lou Reed, tapi banyak yang bilang terlalu aneh. Nggak begitu disukai fans, tapi nunjukin Metallica berani coba hal baru.

13. Hardwired to Self-Destruct (2016)
Keren abis! “Hardwired” sama “Moth Into Flame” bikin anak metal headbang bareng. Album ini nunjukin Metallica masih punya tenaga buat ngegasss.

14. 72 Seasons (2023)
Album terakhir mereka (sampe 2025). Menurut Lars, ini album paling keras yang pernah mereka rekam. “Lux Æterna” jadi salah satu lagu kece di sini.

Dari garasi kecil di Los Angeles, Metallica udah buktiin kalo mereka bukan cuma band biasa. Mereka adalah legenda hidup yang terus berkarya, meskipun udah menghadapi drama, tragedi, dan kontroversi. Buat anak metal, Metallica adalah inspirasi buat terus ngegasss, apapun yang terjadi. So, apa album Metallica favorit lo?

Yang terkait :

Categorized in:

Tagged in:

,